1. Sejarah Pembangunan

Pada th. 2011, Syahrul Yasin Limpo slot selaku Gubernur Sulawesi Selatan memberi masukan kepada Pemerintah Daerah Tana Toraja dan Toraja Utara untuk membangun lambang atau ikon bagi ke dua kawasan tersebut.

Toraja Utara lebih memilih untuk membangun Salib Raksasa di Buntu Singki. Sementara itu, Tana Toraja mengadakan Kombongan untuk memilih apa yang cocok untuk Tana Toraja agar mereka menyepakati untuk membangun Patung Yesus Kristus Memberkati.

Sebagai langkah awal, pemerintah daerah mengakses akses menuju puncak Buntu Burake. Pada th. 2013, Bupati Tana Toraja mengadakan sayembara untuk menyaring desain. Pada Agustus 2013, pembangunan landasan patung dilaksanakan dan dilanjutkan pada th. 2014.

Pembangunan patung perunggu dilanjutkan oleh pematung asal Yogyakarta bernama Hardo Wardoyo Suwarto dan rekan-rekannya pada th. 2015. Rentang th. 2016-2019, pembangunan dilanjutkan Bupati dan Wakil Bupati Tana Toraja.

Bangunan bawah kandian dulang punyai ketinggian 45 m dengan tinggi 22 m dan ketinggian patung 23 m. udah dilengkapi juga jalur setapak, pelataran kaca adrenalin, railing bangunan dan fasilitas prasarana pendukung.

2. Desa Burake

Burake ialah sebuah kampung slot gacor maxwin yang berada di kawasan tradisi Makale dengan nama Bua’ Burake. Adat ini dibentuk oleh to dolo atau leluhur pada zaman dahulu sementara yang bernama Sirrang. Ia berasal dari Tongkonan Banua Puan.

Ia menikah dengan Ambun di Dangle’ dan jadi penguasa di Kawasan Adat Makale. Setiap lokasi Bua’, kampung dan pertanian ialah paduan dari beberapa lokasi tondok tepo, tondoan, saroan.

Dalam kata lain, gabungannya ialah kesatuan lokasi terkecil dalam lokasi tradisi yang didiami dan dikelola oleh penduduk tradisi secara turun temurun. Hal ini sebagai penyangga kehidupan mereka yang diwarisi dari leluhurnya.

Bua’ ialah sebuah kawasan dengan batasan paham yang terbentuk oleh rumpun keluarga yang pernah mengadakan ritual ma’bua’. Ritus ini ialah tingkatan tertinggi bagi warga Toraja dan bersifat kesyukuran kepada Tuhan atas kesuburan dan keberkahan.

Dari kata ma’bua’, diberikan gelar to sangbua’ yang bermakna kesatuan penduduk tradisi yang terdiri dari beberapa tongkonan. Hal ini tergabung dalam suatu sistem pemerintahan tradisi yang berdaulat.

Dalam lokasi Bua’ Burake, ada beberapa tongkonan tua dan jadi pengayom dalam tatanan tradisi Buntu Burake Tana Toraja.

3. Keindahan Alam

Kawasan Wisata Buntu Burake menyajikan situs judi slot terbaik dan terpercaya no 1 panorama kota Makale dan gunung-gunung indah yang memutari Toraja. Gumpalan awan turut beri tambahan panorama alam tambah menawan. Tidak heran terkecuali wisata religi ini selamanya ramai dapat pengunjung.

4. Jembatan Kaca

Hal menarik dari Buntu Buke tidak cuman patung religinya yakni ada jembatan kaca yang punyai panjang lebih kurang 100 m. Seperti namanya, jembatan ini terbuat dari kaca yang tahan dapat segala jenis tekanan dan benturan.

Dengan begitu, pengunjung bisa berjalan di atasnya dengan aman. Pengunjung dapat merasakan sensasi berjalan di atas pesona jejeran batu tebing yang menegangkan.